Kamis, 18 Juni 2009 jadi hari yang ga bakal terlupakan seumur hidup….
Pagi itu halaman depan SMA N 1 Klaten tampak riuh. Ada 3 buah bus, masing-masing berukuran sedang berjejer sepanjang jalan di depan SMA N 1 Klaten, di samping bus yang paling dekat dengan pintu gerbang berkumpul dua puluhan anak yang sedang asik berpose dengan seorang wanita separuh baya, mungkin wanita itu adalah wali kelas mereka, di depan mereka ada seorang fotografer yang sebaya dengan mereka membolak-balikan kamera digital.
Pukul 07.30 di belakang bus yang parkir dipojokan berhenti sepeda motor berwarna hitam, motor itu dikendarai seorang sosok bapak bersama seorang remaja yang aku kenal bernama Yusuf, saat itu Yusuf mengenakan celana jeans pendek selutut dan kaos berwarna biru kehitaman, ia juga mengenakan jaket DF jeans berwarna merah tua dan menggendong ransel exsport berwarna hitam, tangan kanannya menjinjing sebuah tikar lipat berwarna pink, Ia terlihat santai. Melihat teman-temannya asik berfoto bersama, Yusuf langsung saja turun dari boncengan, beberapa temannya yang melihat kehadiran Yusuf langsung berseru ke arah yusuf, seorang teman Yusuf yang kini ku kenal bernama Imam berseru kepada Yusuf “Huu telat ki piye”, Yusuf dengan santai menjawab “Loh, kan isih setengah tujuh, aku ora telat noh” seorang temannya yang bernama Bayu menyela “suf, kowe engko jejer aku yo” “OK” Yusuf menjawab sekenanya, tanpa ragu lagi yusuf langsung membaur dan ikut berpose. Seorang remaja yang bernama Gesang membantu mengambilkan foto mereka.
Tiba-tiba di kejauhan muncul seorang remaja yang berpawakan kecil dengan rambut dikuncir ponytail dan mengenakan jaket berwarna pink terang, ia menyebrang zebracross dengan tergesa-gesa. Ia bernama dhani, tak berbeda seperti saat penyambutan Yusuf, semua temannyapun berseru bersamaan dengan nada mengkritik. Namun, seolah tak mendengar seruan teman-temannya, Dhani pun langsung ikut brpose dengan
Saat asik berfoto tiba-tiba Yusuf keluar dari kerumunan, dengan setengah berlari ia menuju kearah bapak yang mengantarnya tadi, kini aku tahu kalau bapak itu adalah ayahnya. Dengan sangat hormat Yusuf mencium tangan ayahnya, Ia kemudian berbalik sambil melambaikan tangan. Ia pun bergabung kembali ke arah kemrumunan teman-temannya.
Puas berfoto, remaja-remaja itu yang kini telah lengkap dan berjumlah 27 orang masuk ke dalam bus yang berada di depan mereka, semuanya telah masuk, tinggal wanita separuh baya yang tertinggal di luar, sepertinya wanita itu tidak ikut berwisata. Dengan lembut Ia melambaikan tangan ke arah anak-anak didiknya.
Mesin bus mulai menyala. Dengan kecepatan sedang bus berbelok masuk ke sebuah jalan dan akhirnya menghilang ditelan tikungan.
To be continued..


No comments:
Post a Comment